i miss my Grandma :(
Adakah diantara kalian yang masih
mempunyai nenek dan kakek lengkap? Aku iri sama kalian. Kenapa? Semenjak lahir
aku tidak pernah melihat kakek2ku dan nenek dari ibuku juga sudah lama
meninggal. Yang sempat aku lihat Cuma orang tua dari ayahku. Yang perempuan. Dan
belum lama ini, nenek pergi meninggalkan kami semua. Nenek pergi dengan tenang.
Tanpa memakan banyak waktu, tanpa menyusahkan orang lain. Nenek pergi tanpa
berkeluh kesah. Nenek pergi seperti tidur..terpejam,sepi,dan hilang..
Malam itu, bulan puasa. Kami baru
selesai berbuka puasa dirumah. Menjelang terawih, ibu mendapat telfon dari
keluarga di tungkal, bahwa keadaan nenek mulai melemah. Aku tidak berpikir
apapun saat itu, aku sholat terawih seperti biasa. Hingga waktu aku pulang dari
mesjid, aku lihat ibu sedang mempersiapkan beberapa koper. Aku terkejut. Mau kemana
kita? Ayah bilang kita sekeluarga akan ketungkal. Malam itu juga. Aku pun
mempersiapkan segalanya karena kemungkinan kami disana sampai beberapa hari
lebaran. Segera aku sms bang rian dan bang fani. Nanyain, ikut nggak ke
tungkal. Bang rian bilang mereka sekeluarga akan pergi juga. Jam 10 malam kita
mulai bergerak dari rumah. Janjian dengan keluarga bang rian ketemu di depan
polsek. Gak lama kami sampai di depan polsek, mobil bang rian sudah mulai
kelihatan. Aku lihat ibu nya bang rian seperti cemas, tidak terlalu jelas
terlihat karena gelap dan suaranya juga samar-samar. Rupanya ibu bang rian
menangis karena nenek sudah pergi. Aku sangat terkejut waktu itu. Sejenak ayah
menenangkan ibu nya bang rian dan kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami melaju
dengan kecepatan tinggi. Selain juga karena ingin cepat sampai, juga karena di jalan
sudah sangat sepi. Gelap. Tidak ada lagi orang lalu-lalang di jalan. Sejenak aku
ketakutan, apalagi ayah bilang “kalau lihat sesuatu di jalan diam saja.gak usah
terlalu dilihatin atau diajak berbicara” . rumah2 di jalan lintas banyak yang
memasang lilin di depan dan sekitar rumahnya. Entahlah karena apa. Mungkin karena
mau malam lailatul qadr’ atau emaang kepercayaan masyarakat sekitar aku juga
tidak tau. Kamipun sampai ditungkal. Ssetelah sampai dirumah nenek, kami
disambut keluarga disana. Aku merinding. Aku melihat jenazah nenek terbujur
disana. Wajah nenek tenang. Tanpa menunjukkan kesusahan. Ibu bang rian histeris
disamping jenazah nenek. Membuatku tambah merinding. Kulihat ayah dan mang
hafzan hanya terduduk di samping jenaah. Tidak baik memang meratapi seusatu
yang sudah pergi. Selesai membacakan yasin, aku duduk diruang keluarga sambil
menunggu sahur. Jam setengah 5 aku tidur dan bangun jam 9. Rumah nenek ramai
mengingatkan ku bahwa bahwa jenazah nenek masih dirumah ini. Sedih. Karena tungkal
yang panas dan kurang tidur semalam membuatku ketiduran sampai menjelang zuhur.
Tiba2 aku dibangunkan sepupu ku dan dia bilang kalau aku dipanggil ibu ku
kedepan. Aku pun keruang tamu dam melihat nenek sudah dikafani. Anak, kakak-adik,
sepupu dan cucu disuruh mencium nenek untuk terakhir kali. Aku juga disuruh ibu
ku tapi..aku nggak berani. Aku tidak pernah berani menyentuh apalagi mencium
org yg sudah meninggal. Aku parno. Akhirnya nenek dibawa ke kuburan. Nenek pun
dikubur.. hingga pada akhirnya kami ditungkal sampai lebaran ke2..
Selamat jalan, Nenek. Semoga tenang
disana. amin
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda