Minggu, Oktober 02, 2011

i miss my Grandma :(

Adakah diantara kalian yang masih mempunyai nenek dan kakek lengkap? Aku iri sama kalian. Kenapa? Semenjak lahir aku tidak pernah melihat kakek2ku dan nenek dari ibuku juga sudah lama meninggal. Yang sempat aku lihat Cuma orang tua dari ayahku. Yang perempuan. Dan belum lama ini, nenek pergi meninggalkan kami semua. Nenek pergi dengan tenang. Tanpa memakan banyak waktu, tanpa menyusahkan orang lain. Nenek pergi tanpa berkeluh kesah. Nenek pergi seperti tidur..terpejam,sepi,dan hilang..
Malam itu, bulan puasa. Kami baru selesai berbuka puasa dirumah. Menjelang terawih, ibu mendapat telfon dari keluarga di tungkal, bahwa keadaan nenek mulai melemah. Aku tidak berpikir apapun saat itu, aku sholat terawih seperti biasa. Hingga waktu aku pulang dari mesjid, aku lihat ibu sedang mempersiapkan beberapa koper. Aku terkejut. Mau kemana kita? Ayah bilang kita sekeluarga akan ketungkal. Malam itu juga. Aku pun mempersiapkan segalanya karena kemungkinan kami disana sampai beberapa hari lebaran. Segera aku sms bang rian dan bang fani. Nanyain, ikut nggak ke tungkal. Bang rian bilang mereka sekeluarga akan pergi juga. Jam 10 malam kita mulai bergerak dari rumah. Janjian dengan keluarga bang rian ketemu di depan polsek. Gak lama kami sampai di depan polsek, mobil bang rian sudah mulai kelihatan. Aku lihat ibu nya bang rian seperti cemas, tidak terlalu jelas terlihat karena gelap dan suaranya juga samar-samar. Rupanya ibu bang rian menangis karena nenek sudah pergi. Aku sangat terkejut waktu itu. Sejenak ayah menenangkan ibu nya bang rian dan kami melanjutkan perjalanan lagi. Kami melaju dengan kecepatan tinggi. Selain juga karena ingin cepat sampai, juga karena di jalan sudah sangat sepi. Gelap. Tidak ada lagi orang lalu-lalang di jalan. Sejenak aku ketakutan, apalagi ayah bilang “kalau lihat sesuatu di jalan diam saja.gak usah terlalu dilihatin atau diajak berbicara” . rumah2 di jalan lintas banyak yang memasang lilin di depan dan sekitar rumahnya. Entahlah karena apa. Mungkin karena mau malam lailatul qadr’ atau emaang kepercayaan masyarakat sekitar aku juga tidak tau. Kamipun sampai ditungkal. Ssetelah sampai dirumah nenek, kami disambut keluarga disana. Aku merinding. Aku melihat jenazah nenek terbujur disana. Wajah nenek tenang. Tanpa menunjukkan kesusahan. Ibu bang rian histeris disamping jenazah nenek. Membuatku tambah merinding. Kulihat ayah dan mang hafzan hanya terduduk di samping jenaah. Tidak baik memang meratapi seusatu yang sudah pergi. Selesai membacakan yasin, aku duduk diruang keluarga sambil menunggu sahur. Jam setengah 5 aku tidur dan bangun jam 9. Rumah nenek ramai mengingatkan ku bahwa bahwa jenazah nenek masih dirumah ini. Sedih. Karena tungkal yang panas dan kurang tidur semalam membuatku ketiduran sampai menjelang zuhur. Tiba2 aku dibangunkan sepupu ku dan dia bilang kalau aku dipanggil ibu ku kedepan. Aku pun keruang tamu dam melihat nenek sudah dikafani. Anak, kakak-adik, sepupu dan cucu disuruh mencium nenek untuk terakhir kali. Aku juga disuruh ibu ku tapi..aku nggak berani. Aku tidak pernah berani menyentuh apalagi mencium org yg sudah meninggal. Aku parno. Akhirnya nenek dibawa ke kuburan. Nenek pun dikubur.. hingga pada akhirnya kami ditungkal sampai lebaran ke2..
Selamat jalan, Nenek. Semoga tenang disana. amin

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda